MANYOTA-MADINA.Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut), Ahmad Jumadi mengecam keras perbuatan LGBT yang dianggapnya tidak wajar.
“Kita sangat menyayangkan kegiatan tari ular oleh LGBT yang baru-baru ini dilakukan disalah satu Caffe di Madina, di mana kita tahu bahwa Madina adalah Kota Santri dan Serambi Makkah Sumatera Utara,” kata Ahmad Jumadi kepada wartawan, Rabu (26/1/2022).
Menurutnya, aktivitas LGBT ini sudah mencoreng nama baik Kabupaten Madina, dan sudah seharusnya pemerintah daerah melakukan razia penyakit masyarakat (Pekat) sehingga mempersempit ruang lingkup pergerakan penyakit berbahaya itu.
“Jangan kita bicara HAM, LGBT semua agama membenci dan melarang kegiatannya, toh kenapa kita di Kabupaten Madina penduduknya kurang lebih 90 persen Islam akan membiarkan kegiatan seperti ini,” ungkapnya.
Ia menerangkan, hal itu terjadi seperti kegiatan karnaval saat perayaan HUT hari besar ada LGBT, yang juga secara tidak langsung sudah dipertontonkan dan meracuni anak-anak. Sehingga ia berharap pemerintah membuat gerakan persempit ruang lingkup kegiatan LGBT.Dirinya juga menyayangkan saat kejadian tari ular LGBT di acara ulang tahun salah satu rekan mereka, yang justru dihadiri oleh Ketua DPRD Madina.
“Ketua DPRD pun dia tidak eleganlah dia di situ seolah-olah dia ikut mendukung kegiatan yang seperti itu, namun juga perlu kita ketahui apakah dia, Ketua DPRD di sana terjebak dalam acara itu, yang awalnya dia juga tidak tau konteks acaranya seperti itu, tapi untuk kehadiranya di situ tetap kita sayangkan,” terangnya.
Sebelumnya, Moh Iqbal Setiawan Manager Caffe Dapoer Nenek mengaku tertipu dengan adanya tari ular di acara ulang tahun salah satu LGBT. Awalnya kata Setiawan, mereka (LGBT) datang kesitu hanya menyewa lokasi untuk acara biasa saja.
“Kami merasa tertipu akan acara itu dan kami sangat kecewa karena mereka datang kesitu meminta lokasi untuk acara ulang tahun sederhana dan keluarga biasa saja, ketika acara berlangsung, itulah yang terjadi sehinga kami pun heran dan terakhir bos kami menghentikan acara itu,” ucapnya.
Ditambahkan, pihaknya juga selalu menjaga kegiatan yang dilarang baik pasangan yang tidak mukhrim, meminta pengunjung untuk menjaga jarak.
“Namun kali ini kami kebobolan dan atas kelalaian kami ini, kami dari pihak Caffe mohon maaf kepada seluruh warga Madina,” tegasnya.
MANYOTA (RED).