Madina – Manyota.id | Ratusan Mahasiswa dari berbagai organisasi se Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengatas namakan Aliasnsi Mahasiswa Bersatu Madina hari ini melakukan aksi unjuk rasa di kantor Bupati dan kantor DPRD kabupaten Madina menuntut PT SMGP untuk dibekukan. Kamis (24/3).
Dalam aksi damai tersebut mereka memaksa untuk masuk ke ruangan kantor Bupati Madina sehingga sempat adu dorong dan saling pukul dengan Aparat kepolisian dan juga satpol PP yang mengamankan aksi.
Ahmad Hidayat Batubara selaku Koordinator aksi mengatakan jika Wakil Bupati tidak bersedia dan berani menjumpai Massa Aksi, mereka dan mahasiswa lainnya akan memaksakan masuk untuk mencari Wakil Bupati Madina.
Ahmad Hidayat juga mengaku jika selama ini Wakil Bupati Madina tidak pernah menjumpai mahasiswa apabila terjadi aksi unjuk rasa
” Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi tidak bertanggung jawab dan lari sembunyi ketika di demo mahasiswa, padahal tadi siang kami masih melihat wakil Bupati bersama ajudannya serta rekannya makan siang dengan angkat angkat kaki, kenapa sekarang di bilang ke Medan.” ucap Ahmad.
Ahmad juga meminta kepada pemerintah Kabupaten Madina agar perusahaan pencabut nyawa PT SMGP sebaiknya di cabut izinnya sebelum rakyat Madina mengamuk.
Selain berorasi, mahasiswa juga terlihat memaki maki sekretaris daerah (Sekda) Gozali Pulungan karena ketawa ketika mahasiswa melakukan aksi, ucapan makian dari mahasiswa tersebut sempat membuat Sekda hampir emosi.
Sementara disisi lain, massa Aksi juga dalam orasinya meminta Supaya Tante Atika mundur dari jabatannya”kalo tante Atika tidak mau menjumpai kami,lebih baik Tante Atika mundur saja dari jabatan nya”ucap salah satu massa aksi
Sementara Sekda yang menjumpai mahasiswa aksi mengatakan jika Bupati dan Wakil Bupati Madina saat ini sedang berada di luar daerah untuk menghadiri acara undangan Bank Sumut.
” Ini surat perintah tugas, ini SPT-nya kita berpegang dengan SPT ini, jadi kewenangan untuk menutup SMGP adalah hak dari pusat, kita dari pemerintah Kabupaten Madina sangat mendukung masyarakat,”ucapnya.
Selain meminta PT SMGP di bekukan, mahasiswa juga menuntut agar wakil Bupati Madina mengundurkan diri dari jabatannya karena dianggap tidak becus menjalankan roda pemerintahan dan dianggap sudah membohongi rakyat Madina.
Berikut pernyataan sikap dari gabungan seluruh mahasiswa SE kabupaten Mandailing Natal.
1: menuntut Bupati Mandailing Natal agar segera membekukan PT smgp dikarenakan sudah banyak menelan korban akibat kelalaian.
2: menuntut Bupati Mandailing Natal agar segera bertanggung jawab atas kejadian yang merugikan masyarakat dan memberi kejelasan atas ketidak adanya kredibilitasnya ketua tim investigasi untuk melakukan pemantauan terkait kebocoran gas dikarenakan sama sekali kami menilai tidak mempunyai kapasitas dalam melakukan pengawasan.
3: menuntut Bupati Madina agar tidak bermain mata dengan pihak PT smgp karena kami menilai sampai saat ini PT SMGP tidak mempunyai manfaat terhadap masyarakat terlebih kepada masyarakat Mandailing Natal sesuai dengan undang-undang perseroan yang telah ditetapkan.
4: menuntut DPRD kabupaten Mandailing Natal agar memperketat undang-undang tentang PT di daerah agar tidak sembarangan masuk ke wilayah kabupaten Mandailing Natal karena kami juga PT smgp tidak bertanggung jawab sepenuhnya dengan risiko risiko yang merugikan masyarakat.
5: menuntut agar tidak PT SMGP bertanggung jawab penuh atas kelalaian yang menyebabkan musibah tragedi sehingga menghilangkan nyawa masyarakat baik dihadapan hukum maupun adat dan budaya masyarakat.
6: menuntut jaminan keselamatan masyarakat yang berada di sekitar kawasan terdekat dengan proyek PT SMGP.
7: menuntut agar PT smgp bersedia engkang angkat kaki dari bumi gordang sambilan Mandailing Natal bilamana ada kejadian yang menyelenggarakan rakyat di kemudian hari baik disengaja maupun tidak disengaja.(Red)