Madina – Manyota.id | Dalam dua bulan terakhir, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, mencatat peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).Kepala Dinas Kesehatan Madina, dr. Muhammad Faisal Situmorang, menyerukan kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sebagai langkah utama mencegah penyebaran penyakit berbahaya ini.
“Pencegahan DBD yang paling efektif adalah menjaga kebersihan lingkungan dan pekarangan rumah. Fogging memang sering dilakukan, namun itu bukanlah solusi utama,” tegas dr. Faisal saat ditemui di kantornya di Kompleks Perkantoran Payaloting, Panyabungan, Rabu (21/08).
Dinas Kesehatan Madina telah mengambil tindakan preventif dengan menggalakkan kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan. Namun, Faisal menyoroti kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini, padahal peran serta masyarakat sangat penting untuk mengurangi risiko penyebaran DBD yang dapat berakibat fatal.
“Nyamuk pembawa virus DBD ini biasanya aktif dari pagi hingga sore hari dan berkembang biak di tempat-tempat genangan air yang terlihat bersih. Karena itu, masyarakat perlu lebih waspada dan rajin membersihkan lingkungan sekitar,dan jika terkena penyakit DBD segera laporkan ke Puskesmas atau Rumah sakit terdekat,” tambahnya.
Baca Juga :
Terbongkar! Kepala SDN 141 Runding Diduga Korupsi Dana BOS untuk Suap Jabatan
Kepala Bidang Pelayanan Dinas Kesehatan, Asnidar Marbun, juga menambahkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan semua rumah sakit di Madina untuk memantau perkembangan kasus DBD.
Ia juga menyebutkan bahwa upaya pencegahan dilakukan dengan mendorong Puskesmas untuk bekerja sama dengan pemerintah kecamatan dan desa dalam melaksanakan gotong royong kebersihan.
“Kami terus melakukan sosialisasi melalui Puskesmas dan menyediakan Rapid Diagnostic Test (RDT) di setiap Puskesmas untuk mendeteksi pasien yang terindikasi DBD,” jelas Asnidar.
Asnidar juga mengingatkan bahwa nyamuk DBD lebih cepat berkembang biak di lingkungan padat penduduk dan kumuh, termasuk di dalam rumah.
Oleh karena itu, ia mengimbau warga untuk rutin membersihkan tempat penampungan air seperti dispenser dan bak air, yang sering menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Gotong royong kebersihan lingkungan adalah langkah pencegahan utama yang harus dilakukan. Jika pasien DBD sudah mencapai tahap shock hemoragik, risiko kematian sangat tinggi karena organ tubuh tidak berfungsi normal,” katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan RSUD Panyabungan, dr. Ridha Fauziah Nasution, mengungkapkan bahwa kasus DBD di Madina masih terus bermunculan. Selama bulan Agustus, tercatat enam kasus baru, meskipun tren keseluruhan menurun dibandingkan awal tahun.
dr. Ridha menegaskan bahwa pihak rumah sakit selalu siap menangani pasien DBD dengan cepat melalui pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis dan memberikan penanganan yang tepat.
Disisi lain Direktur RSUD Panyabungan, dr. Muhammad Rusli Pulungan, juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menunda pengobatan jika mengalami gejala DBD. Ia menekankan bahwa biaya pengobatan sudah ditanggung oleh BPJS UHC, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait biaya.
“Kami siap menerima dan memberikan pertolongan kepada setiap pasien yang datang. Pencegahan memang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, namun kami tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi pasien DBD,” tutup dr. Rusli.
Baca juga :
Menurut data Dinas Kesehatan Madina, jumlah kasus DBD di kabupaten tersebut pada Desember 2023 hingga Januari 2024 mencapai 31 kasus, dengan dua pasien meninggal dunia. Peningkatan kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan lingkungan agar dapat memutus rantai penularan DBD.(Red)