Surakarta – Manyota.id | Salah satu bakal calon wali kota (bacawali) Surakarta (Solo) secara terang-terangan membawa-bawa nama keluarga Joko Widodo. Diduga Bacawali Astrid Widayani melakukan ini, agar bisa meraih rekomendasi dalam Pilkada 2024 ini.
Dari informasi yang ada, akademisi dan rektor di salah satu kampus swasta ini mengklaim dirinya menjadi Bacawali pilihan keluarga Jokowi di Pilkada Solo. Klaim yang bikin heboh ini sudah diunggah akun medsos milik Tribun Solo dengan alamat https://www.instagram.com/reel/C8CiqiAPOR0/?igsh=NmR0bTJkYWllazJp. Dimana berupa video dalam format reels ini sempat beredar hingga Jumat (14/6/2024).
Namun entah mengapa pada keesokan harinya yakni pada Sabtu (15/6/2024), video ini sudah dihapus alias di take down oleh admin instagram Tribun Solo.
Tidak ada konfirmasi terkait penghapusan unggahan itu, namun diduga kuat video itu sempat didengar di lingkungan keluarga Jokowi. Sehingga harus segera diturunkan, agar tidak meluas kemana-mana karena isunya sungguh sensitif.
Kendati demikian, meskipun video tersebut di-take down dari internet, namun jejak digital seperti foto screenshot cover video masih ada. Di sana terlihat gambar perempuan berkerudung yang diduga Bacawali Solo Astrid Widayani dengan tulisan yang tegas,”Astrid Widayani”.
Kemudian dari berbagai sumber yang beredar menyebutkan, dipaksa-nya unggahan video Astrid Widayani yang menggambarkan orang dekat Jokowi dan mengklaim mendapatkan dukungan dari keluarga Jokowi ada berbagai alasan.
Pertama adalah persaingan yang sangat kuat dari masing-masing Bacawali Surakarta yang ketiganya perempuan. Diantaranya pengusaha dan pegiat sosial Diah Warih, serta politikus sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Sekra Tandjung yang sama-sama berharap dapat rekomendasi dari Partai Gerindra, PSI, serta PKB.
Kedua, dugaan kurang percaya diri atau mindernya Bacawali terkait dalam mendapatkan rekomendasi. Sehingga langkah menyeret-nyeret nama keluarga Presiden Joko Widodo, dengan menyebutkan sebagai bacawali pilihan keluarga Jokowi di Pilkada Solo, agar bisa mempermudah mendapatkan rekomendasi.
Mengingat nama keluarga Jokowi saat ini dirasa masih sangat ampuh dipakai untuk mempengaruhi parpol pemilik rekomendasi dan masyarakat agar bersimpati kepada Bacawali bersangkutan.
Dan ketiga, Persaingan mendapatkan rekomendasi sebagai calon wali kota Surakarta 2024 semakin ketat. Bahkan, ada indikasi untuk meraih rekomendasi ini Bacawali harus rela menyiapkan duit banyak untuk menebus secarik kertas itu.
Salah satu warga Solo, Mayoor Tri (48), mengkritik hal tersebut. Menurut dia, klaim itu berbahaya dan menyesatkan.
“Belum resmi sebagai Cawali Solo saja sudah berani klaim sana-sini, bawa-bawa nama keluarga Jokowi. Bagaimana nanti mau menjabat orang nomor satu di Solo. Entah salah redaksionalnya atau apa dari media tribun, atau juga si pemasang video (iklan) yang jelas ini membahayakan,” jelasnya.
“Kalau persaingan dan main politik jangan membodohi warga seperti ini, masyarakat sekarang sudah pintar memilih mana yang pemimpin yang asli dan pemimpin yang palsu,” lanjut Mayoor dengan tegas.
Pun demikian dengan Yulianto (42), warga Kadipiro Banjrsari Solo, saat dimintai komentar mengungkapkan, tokoh pengganti Gibran adalah orang yang berkarakter, punya pengalaman, kerja keras dan fighter sejati.
“Tokoh ini harus memikirkan warga Solo dan Solo ke depan. Kalau calon-calon ini tidak mampu memimpin Solo apalagi hanya plagiat dan bisanya klaim prestasi sana-sini, mending mundur dari sekarang daripada nanti merugikan masyarakat luas,” kritiknya.
Terpisah Pakar Hukum Tata Negara Isharyanto menegaskan, kompetisi Pilkada Solo 2024 sudah memanas. Saking panasnya suhu ini munculah.
“Klaim adu dukungan,” tegas staf pengajar di Universitas Negeri Solo (UNS) ini.
Menurutnya, kondisi inilah yang menyebabkan kemunculan kontroversi-kontroversi, sehingga terjadi kebimbangan-kebimbangan.
“Mungkin hal ini yang menyebabkan kontroversi dan juga kebimbangan publik termasuk media,” pungkas Ishar sapaan akrabnya.. (red)