Madina -Manyota.id | Momen HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini benar-benar istimewa bagi warga Desa Sopobatu, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. Pasalnya, mereka baru merdeka setelah puluhan tahun lamanya ‘dijajah’ kegelapan.
Selasa (15/8/2023) kemarin, Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution meresmikan penggunaan aliran listrik PLN ke desa terisolasi yang berada di wilayah Kecamatan Panyabungan yang menjadi ibukota kabupaten ini.
Sulit dibayangkan betapa menderitanya warga Desa Sopobatu selama puluhan tahun. Akibat ketiadaan jaringan listrik ke desa itu, warga tidak dapat menikmati berbagai kemajuan pembangunan dan perkembangan teknologi, terutama yang menggunakan sumber energi listrik.
Pada peresmian kemarin, Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution memboyong banyak kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Madina. Di antaranya asisten II Setdakab Madina, Kadis Kesehatan, Kadis Perkim, Kadis PMD, Kadis Pora, Kadis Perikanan, Kadis Kominfo, Kadis Perizinan, Kaban Kesbangpol, Kabag Kesra, dan Kabag Umum.
Ratusan warga desa itu berkumpul menyambut kedatangan orang nomor satu di jajaran Pemkab Madina. Mereka menyambut Sukhairi dengan berdiri di sepanjang jalan desa sembari melantunkan salawat Nabi Muhammad SAW.
Sesekali mereka berteriak “Merdeka “. Merdeka dari kegelapan malam.
Suasana ceria juga dirasakan para pelajar di desa itu. Bupati melemparkan tiga pertanyaan mengenai kemerdekaan. Anak-anak itu antusias mengacungkan telunjuk tangan sambil berteriak, “Au Pak Bupati” dengan bahasa Mandailing, yang artinya, “Saya Pak Bupati.”
Canda tawa pun terus mengalir hingga adzan magrib berkumandangmemanggil.
Bupati dan rombongan langsung menunaikan salat magrib berjamaah, kemudian disusul dengan menyalakan lampu masjid. Seremoni ini sebagai tanda perdana aliran listrik PLN mengalir ke desa itu.
“Sama-sama kita ucapkan bismillah dan menghitung mundur ya,” kata Sukhairi.
Dengan suara bersemangat dalam suasana gelap gulita, masyarakat mulai menghitung mundur. Pada hitungan terakhir, suasana masjid dan sekitarnya seketika berubah jadi terang-benderang.
Sukhairi mengatakan aliran listrik PLN dimulai dari masjid sebagai simbol bahwa masjid akan menerangi hati dan jiwa.
“Kita mulai dari masjid agar hati dan jiwa terang untuk lebih semangat lagi beribadah dan melakukan aktivitas lainnya,” kata Sukhairi.
Sukhairi mengatakan masuknya aliran listrik PLN ke Desa Sopobatu menjadi hadiah pada HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia. “Tentunya ini berkat doa semua warga,” katanya.
Menurut dia, perjuangan membangun jaringan listrik PLN ke Desa Sopobatu butuh waktu satu tahun lebih. “Ini menjadi bentuk kasih sayang Pemkab,” imbuhnya.
Kedatangan orang yang paling bertanggungjawab di Pemkab Madina ini dimanfaatkan oleh kaum ibu untuk menyampaikan keluh-kesah mereka. Seorang ibu berteriak, “Pak Bupati, lampu jalannya belum ada”.
Ada pula yang mengeluhkan akses jalan menuju desa yang tidak layak. “Jalan lagi Pak Bupati, tolong (dibangun) agar cepat kalau mau ke Panyabungan”.
Sukhairi menjawab satu persatu pertanyaan kaum ibu. Dia mengatakan untuk mewujudkan masuknya jaringan listrik PLN ke desa terisolasi di ibu kota kecamatan itu, Pemkab Madina butuh waktu satu tahun.
“Kita harus syukuri, perjuangan setahun dengan TNI/Polri dan pemerintah daerah,” kata Sukhairi.
Mengenai akses jalan, Sukhairi mengatakan tahun 2022 pemerintah sudah mengambil langkah awal dengan menampung anggaran di APBD. Namun, menurut dia, itu belum maksimal. Jalan menuju Desa Sopobatu sudah diperlebar dan ditimbun.
“Anggaran dana desa sudah kita lakukan, tapi memang belum maksimal. Kami tetap memperjuangkannya,” kata Sukhairi berjanji.
Bukan hanya perbaikan jalan, kata Sukhairi, kedepan jaringan internet juga akan dibawa ke desa itu. “Satu persatu kita benahi. Setiap warga berhak mendapat informasi yang luas,” katanya.(Red)