Madina – Manyota.id | Dalam rangka peringatan Hari AIDS Sedunia, Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Asnidar Marbun, memberikan imbauan kepada masyarakat untuk aktif mengikuti program pencegahan penularan HIV/AIDS di Bumi Gordang Sambilan.
Asnidar menyampaikan imbauan tersebut dalam peringatan Hari AIDS Sedunia yang digelar di ruang kerjanya, Kompleks Perkantoran Payaloting, Desa Parbangunan, Panyabungan, pada Jumat (01/12). Ia menggarisbawahi pentingnya partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit menular ini.
Dalam menjalankan program pencegahan, Asnidar menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan Madina telah melakukan persiapan jauh-jauh hari dengan menggelar rapat bersama puskesmas-puskesmas pada tanggal 27-28 November. Langkah-langkah konkret telah diambil, seperti mewajibkan penderita TB untuk melakukan pemeriksaan HIV.
“Aspek pencegahan ini sangat penting, terutama bagi penderita TB karena keduanya saling terkait. Oleh karena itu, kami memprioritaskan pengecekan HIV,” ungkap Asnidar.
Tak hanya penderita TB, ibu hamil dan calon pengantin juga diwajibkan menjalani pemeriksaan HIV. Asnidar menegaskan bahwa program ini sudah berlangsung lama dan memiliki tingkat kepatuhan yang baik dari masyarakat.
Dalam konteks penyebaran HIV/AIDS di Madina, Asnidar menyebutkan bahwa banyak kasus terpapar terjadi di luar wilayah tersebut. Misalnya, seseorang merantau, tertular di tempat lain, dan kemudian kembali ke Madina. Oleh karena itu, upaya pencegahan menjadi kunci untuk meminimalkan risiko penularan.
Asnidar juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap penderita HIV/AIDS. Dia menekankan bahwa ketika seseorang dinyatakan positif, bukan berarti harus dijauhi. “Ada obat untuk meredam virus itu agar tidak berkembang. Penderita HIV/AIDS masih bisa berhubungan dengan pasangannya dengan menggunakan pengaman,” tegasnya.
Kepada tenaga kesehatan, Asnidar memberikan pesan agar selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan pemeriksaan. Selain itu, alat kesehatan yang digunakan, termasuk infus, juga harus diperhatikan dengan seksama.
Untuk memberikan gambaran lebih luas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa jumlah kasus HIV di Indonesia diproyeksikan mencapai 515.455 kasus selama Januari-September 2023. Dengan gencarnya program pencegahan dan kesadaran masyarakat, diharapkan angka tersebut dapat ditekan dan upaya pencegahan semakin efektif di masa mendatang.(Red)