Madina – Manyota.id | Program “si Jeges” yang diperkenalkan oleh RSUD Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, pada bulan Agustus 2022 lalu mendapatkan pengakuan tinggi dalam Indeks Inovasi Daerah (IID). Hingga Hal ini telah menarik perhatian Pemerintah Kabupaten Karo, Sumut, untuk mereplikasi program ini di wilayah mereka.
Guna memahami lebih lanjut tentang “si Jeges,” Pemerintah Kabupaten Karo dan manajemen RSUD Panyabungan telah mengadakan sesi sharing knowledge di aula RSUD Panyabungan.Kamis (12/10/2023)
Delegasi yang hadir terdiri dari 19 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Karo dan diterima oleh sejumlah petinggi RSUD Panyabungan, termasuk Kabid Keperawatan Apris Matondang, Kabid Pelayanan dr. Rida Fauziah, dan Ketua TU RSUD Panyabungan Massanofa Nasution.
Kepala Bidang Litbang Pemkab Karo, Mara Karmina Br. Brahmana, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung implementasi “si Jeges” di RSUD Panyabungan, yakni sebuah inovasi daerah yang telah berhasil meraih penghargaan Innovative Goverment Award (IGA) di Kementerian Dalam Negri (Kemendagri) berkat pencapaian tertinggi di Sumut pada tahun 2022.”Ucapnya
Massanofa Nasution, Ketua TU RSUD Panyabungan, mengonfirmasikan bahwa tujuan kedatangan Pemkab Karo untuk berbagi pengetahuan terkait program “si Jeges.” Dia juga mencatat bahwa inisiatif ini telah mendapat dukungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Baperida) Madina.”Katanya
Nofa, sapaan akrab Massanofa Nasution, menjelaskan bahwa “si Jeges” awalnya merupakan program inovasi yang mulanya dimasukkan dalam lomba inovasi daerah di Madina yang melibatkan OPD. Keberhasilan program ini mendorongnya untuk berkompetisi di tingkat nasional dalam IGA.”Ungkapnya
Selain itu, Nofa menyatakan bahwa kehadiran Pemkab Karo akan memberikan manfaat bagi RSUD Panyabungan dengan meningkatkan peringkat “si Jeges” di Kementerian Dalam Negeri sebagai penyelenggara IGA. Pemkab Karo tertarik untuk mereplikasi program ini di wilayah mereka karena masyarakat di sana cenderung lebih percaya pada rumah sakit swasta.”Tambahnya
Nofa juga menegaskan bahwa program “si Jeges” muncul sebagai respons terhadap evaluasi pelayanan di RSUD Panyabungan. Terdapat keluhan terkait pelayanan yang dianggap kurang baik, serta tingkah laku tidak ramah dari perawat dan bidan. Oleh karena itu, RSUD Panyabungan berkomitmen untuk melakukan perbaikan.”Tegas Nofa
Perlu dicatat bahwa RSUD Panyabungan telah menjadi tujuan studi banding bagi berbagai rumah sakit sebelumnya, termasuk dalam pengelolaan keuangan BLUD serta penerapan sistem rujuk terpadu. Ini mencerminkan kontribusi positif rumah sakit tersebut dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan lembaga sejenis.”Tandas Nofa