Batu Bara – manyota.id | Jembatan penghubung Kampung Pulau Rejo dan Kampung Sungi Petai antara Desa Sumber Rejo dengan Desa Sumber Padi rusak parah sudah cukup lama.
Berdasarkan keterangan Ketua DPD Ferari Kabupaten Batu Bara Helmi Syam Damanik, S.H, Rabu (27/04) sekitar jam, 14.45 wib bahwa jembatan tersebut adalah jalan penghubung antara dua Desa Yakni Desa Sumber rejo dan Desa Sumber Padi sudah banyak korban jatuh ke dalam sungai.
Ditambahkan Helmi, karena banyak nya warga yang resah dan akhirnya warga pun berinisiatif untuk memperbaiki secara swadaya tanpa bantuan pemerintah serta pemerintah setempat.
Lanjut Heni Kartika (32) dan Eva (13) warga Dusun 5, Desa Sumber Rejo saat dikonfirmasi wartawan, menjelaskan saat mengendarai sepeda motor hendak dan masuk ke dalam sungai, Minggu (24)04) sekitar pukul 16.00 wib
“Saya mau pergi belanja, pas naik jembatan stang itu (Kendali) tiba-tiba belok enggak tau kayak mana udah jatuh kedalam sungai dan tertimpa Sepeda Motor, yang disebabkan jembatannya udah enggak layak dipakek,” ujar Heni Kartika dalam kondisi terkulai lemas sambari menunjukan sejumlah luka memar yang ada di tubuhnya.
Demikian juga Heni Kartika juga jelaskan kepada awak media sidikkasus.com, bahwa uang berobat saja saya harus meminjam uang dengan tetangga, lantaran karena saya tidak ada BPJS kesehatan bantuan dari pemerintah juga tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.
“Apalagi bantuan yang diberikan oleh pemerintah desa kejadian saya terpeleset ke dalam sungai saat melintas di jembatan saja tidak perduli, Berobat ke Klinik saya pakai uang sendiri dan pinjam pinjam sama tetangga,” Ungkap Heni Kartika sambil menahan rasa sakit.
“Saya minta tolonglah kalau bisa dibagusin (perbaikan jembatan) biar enggak ada korban lagi,” ditambahkan Heni penuh dengan harapan.
Hal senada juga di sampaikan saksi mata warga Dusun 4, Anto Romo (45) kepada Wartawan. Selasa (26/4), dilokasi gotong royong warga memperbaiki jembatan tersebut.
“Ketika warga Dusun 5 mau pergi belanja ke Desa Sumber Padi dengan keadaan titi (Jembatan) yang sangat-sangat enggak layak untuk dilalui dan sangat memprihatinkan, jatuh Ibu itu (Korban Heni) ke dalam sungai, yang dibonceng anak berusia 13 Tahun dan Ibu yang membonceng jatuh ke sungai ketimpah kreta (Sepeda Motor) kepala terantuk (menghantam) batu sampai bendol (benjol) dalam keadaan hamil 5 bulan,” tutur Anto.
Menurut saksi mata mengatakan, korban tersebut merupakan korban kelima yang diketahuinya dengan korban pertama seorang pelajar SMP juga sempat menjadi korban saat hendak berangkat ke sekolah.
“Ini kegiatan kami gotong-royong memperbaiki titi (Jembatan) yang saat ini sangat memprihatinkan dan banyak memakan korban. Korban yang kelima, hari Minggu, 2 hari yang lalu, korban pertama salah satunya anak sekolah mau berangkat ke sekolah ke SMP Negri 1 berboncengan sama mamaknya (Ibu korban) bahkan HPnya hilang keadaan mau ujian pas banjir besar (kondisi sungai), syukur alhamdulillah ada masyarakat lewat bisa tertolong,” terang Anto.
Mereka yang terlibat dalam perbaikan jembatan adalah warga Kampung Pulau Rejo, Desa Sumber Rejo berjumlah 20 orang.
Perbaikan jembatan dilakukan dengan tenaga dan dana swadaya msyarakat, bahkan 5 orang pekerja bangunan yang dinilai ahli dalam bidang tersebut diterjunkan dalam kegiatan swadaya tersebut, enggan diberikan upah dari hasil pekerjaan mereka, semua dilakukan atas semangat kebersamaan dan ikhlas demi terwujudnya kenyamanan untuk masyarakat.
“Ini kami pak dana swadaya masyarakat, padahal ini sering ditinjau pemerintah Dearah maupun Desa, sering di foto-foto, bahkan ketua DPRD pun pernah menijau kemari, namun sampai saat ini, kita sama-sama lihat belum ada terealisasi,” ujarnya.
Selain itu warga mengaku kecewa terhadap pemerintah Desa yang dinilai tutup mata atas kondisi jembatan tersebut yang telah banyak menelan korban.
“Kami atas nama masyarakat Desa Sumber Rejo sangat kecewa dengan pemerintahan Desa Sumber Rejo yang enggak tanggap dengan masalah keadaan jembatan yang sanga-sangat memprihatinkan ini, sehingga warganya sendiri jatuh sampai lima orang, namun upaya untuk memperbaiki tidak ada, apalagi ini mau menjelang Idul fitri banyak yang melakukan aktifitas silaturahmi melalui jalan ini, initinya kami sangat-sangat kecewa,” ungkapnya dengan nada kesal.
Awak media juga sempat menanyakan kepada warga yang terlibat dalam proses perbaikan jembatan apakah sudah dilakukan musyawarah kepada pemerintah Desa tersebut.
“Sebenarnya enggak perlu dilakukan sosialisasi, karna ini juga jalur yang dilalui kepala Desa setiap hari untuk lewat, jadi pastinya taulah, mungkin kalau untuk membangun fisik secara permanen mungkin terbatas anggaran. Tapi pinomat (Minimal) yang kami harapkan membuat jalan ini nyaman dan aman untuk dilalui seperti ini yang kami harapkan, tapi itu tidak ada sampai sekarang.” Pungkasnya.
Sampai berita ini diturunkan Kepala Desa Sumber Rejo belum memberikan jawaban yang telah dikirimkan redaksi melalui nomor WhatsAppnya. (RH)