Madina – Manyota.id | Pagi ini minggu (29/10/2023) suasana haru dan kebahagiaan memenuhi halaman SDN 030 Lumbandolok, Kecamatan Siabu, Mandailing Natal (Madina).
Dimana Saat Jenderal (Pur) Saud Usman Nasution mengunjungi sekolah tersebut dan memberikan bantuan dalam bentuk alat-alat kesenian.
Bantuan itu diserahkan langsung oleh Jenderal Saud Usman Nasution kepada kepala sekolah, Amnasari Siregar, yang dengan tulus menerimanya.
Acara tersebut juga disaksikan oleh berbagai tokoh masyarakat Lumbandolok, termasuk Kepala Desa Lumbandolok, Korwil IV Siabu, dan Camat Siabu. Turut hadir pula para murid dan dewan guru dari SDN 030 Lumbandolok.
Namun, kunjungan Jenderal Saud Usman Nasution tak hanya sekadar memberikan bantuan.
Ia juga berbagi pengalaman hidupnya kepada anak-anak sekolah. Ia menceritakan bagaimana pada usia sebaya dengan mereka, ia juga harus belajar dan bekerja keras untuk mencapai kesuksesan.
“Saat saya berada di kelas VI SD, setiap Hari Sabtu, saya harus mendorong gerobak sayuran milik ibu saya untuk dijual ke pasar pagi,” ceritanya,mengawali kisah inspiratifnya.
“Bahkan setiap hari Rabu, pagi dan sore, saya juga bekerja mendorong gerobak barang dagangan orang ke Pasar Sinonoan,” tambahnya.
Saud Usman Nasution mengungkapkan bahwa baru setelah ia mencapai kelas dua SMP, ia mampu membeli sepatu untuk ke sekolah. Meskipun ayahnya adalah seorang kepala sekolah, karna gaji guru pada masa itu sangat tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga.
“Jadi sampai kelas dua SMP, karena tidak sanggup membeli sepatu, saya selalu menggunakan sendal untuk pergi ke sekolah,” jelasnya.
Beliau mengajarkan bahwa kemiskinan bukanlah halangan untuk memiliki cita-cita yang tinggi. Kuncinya adalah belajar dengan tekun dan selalu berdoa kepada Tuhan.
Acara ini berlangsung di halaman SDN 030 Lumbandolok, dimulai pukul 6.45. Setelah penyerahan bantuan, seluruh hadirin dihibur dengan sajian sarapan sate dan kotan, makanan khas Mandailing yang sangat lezat. Kotan terbuat dari nasi pulut yang dicampur dengan kelapa kukur dan goreng pisang.
Dulu, kotan merupakan sarapan khas penduduk desa. Setelah salat subuh, banyak orang singgah di kedai kopi untuk menikmati sajian kotan.
Saat musim duren tiba, duren pun ditambahkan, menjadikan kotan semakin lezat, tentu saja disantap dengan segelas kopi bergula aren.
Dalam dunia yang terus berubah, Saud Usman Nasution mengingatkan kita bahwa meskipun banyak hal yang hilang di sekitar kita, orang baik selalu ada. Cita-cita tinggi dapat dicapai dengan usaha, tekad, dan keyakinan.(Red)