Manyota.id- Jakarta – Ketua Umum DPP Pergerakan Milenial Nusantara (Permana), Khoirul Abidin atau akrab disapa Cak Abid mengapresiasi sikap tegas Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Bengkulu menonaktifkan tiga kadernya, RH, MT dan CA, yang ditangkap Detasmen Khusus (Densus) 88 Antiteror beberapa waktu lalu.
Kami meyakini Densus 88 Antiteror Polri bekerja dengan penuh kehati – hatian dan teliti dalam menangani tindak pidana terorisme sesuai UU No 5 tahun 2018,” ujar Cak Abid saat diminta keterangan di Jakarta, Jumat (18/02)
Cak Abid menegaskan, Ini membuktikan bahwa Densus 88 Antiteror Polri memiliki kompetensi dan keahlian serta bekerja maksimal dalam menjaring, mencegah dan mengungkap jaringan aksi teror. Hendaknya terus diapresiasi dan didukung oleh seluruh elemen masyarakat karna mampu membongkar jaringan terorisme.
“Terorisme adalah musuh kita bersama, jangan berikan ruang sedikitpun untuk mereka, harus diberantas sampai ke akar-akarnya,” tegas Cak Abid yang juga mantan Presiden Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta.
Cak Abid merasa heran dan menyayangkan adanya pihak yang melemahkan kinerja Densus 88 Antiteror Polri dalam menangkap terorisme karena dinilai tidak profesional dan menjadikan aksi terorisme sebagai komoditas semata.
“Ini sebuah sikap tak perlu ditanggapi secara berlebihan. Sebaiknya Densus 88 dan jajarannya tetap fokus berkerja saja dan memberikan dedikasi tinggi untuk menjadikan Indonesia aman dan damai dari pelaku aksi teror,” jelas Cak Abid.
Menurut Cak Abid, Muhammadiyah telah memainkan peran penting dalam proses pendirian bangsa Indonesia. Termasuk dalam pembentukan Pancasila dan konstitusi negara. Jadi saya pikir tidak ada kaitanya dengan organisasi Muhammadiyah dan itu hanya oknum yang berusaha menyusupi untuk menyebarkan paham terorisme dan radikalisme yang anti Pancasila dan NKRI.
Sejarah telah mencatat bahwa Persyarikatan Muhammadiyah memposisikan Pancasila sebagai _Darul Ahdi Wa Syahadah,_ yang tiada henti menebarkan nilai-nilai utama untuk memperkokoh pondasi rasa persatuan yang berkemajuan. Sebagai kunci fondasi moderasi beragama yang _rahmatan lil alamin,_” tutur Cak Abid.
Apalagi kata dia, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi masyarakat (ormas) yang memiliki peran besar dalam proses pendirian bangsa Indonesia. Tercermin dari banyaknya anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berasal dari Muhammadiyah.
Cak Abid mengajak masyarakat terlibat aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan terorisme. Cak Abid mengingatkan penanggulangan paham dan aksi terorisme bukan hanya tugas Densus 88 Antiteror Polri, tetapi tugas seluruh elemen bangsa dan negara termasuk generasi milenial.
Tindakan terorisme merupakan sebuah ancaman nyata sehingga mampu membahayakan kedaulatan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.(NH)