Madina – Manyota.id | Penyelenggaraan Turnamen Sepak Bola Piala Bupati Madina Cup I tahun 2023 yang diadakan di Lapangan Rajawali Kompi Senapan B Mangga Dua dinilai penuh kontroversi. Pasalnya salah satu Tim peserta mengaku dirugikan.
Hal tersebut diungkapkan Official Tim dan Manajer Danger Fc Samsul Bahri kepada media saat melakukan konfrensi Pers di Markas Danger Fc di Jalan Istiqomah Kelurahan Panyabungan II. Selasa (22/8/2023).
Dalam pengakuannya, Samsul mengatakan timnya merasa dirugikan pada pertandingan antara tim Danger Fc melawan Peta Fc yang berlangsung pada tanggal 13 Agustus kemarin.
Samsul mengatakan, permasalahan muncul setelah tim manajer Danger Fc sadar di daftar pemain yang diturunkan Peta Fc ada nama Khoirul Parwis. Karena dalam peraturan, setiap tim diperbolehkan memainkan pemain dari luar Kabupaten Mandailing Natal (Madina) maksimal lima orang.
Namun, kata Samsul, dengan adanya nama Parwis, kesebelasan Peta Fc yang berasal Purba Baru itu ditengarai memainkan enam pemain dari luar daerah.
“Kemarin tim kita melawan Peta Fc, namun dalam pertandingan itu kita merasa dirugikan dengan salah satu pemain Peta yang merupakan warga Kabupaten lain. Padahal dalam peraturan Turnamen tidak diperbolehkan pemain luar (bon) bermain lebih dari 5 pemain,” kata Samsul.
Samsul menambahkan. Pemain yang dimaksud adalah Khoirul Parwis yang diketahui akhir akhir ini bukan lagi warga Mandailing Natal (Madina) melainkan warga Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat.
“Khoirul Parwis awalnya merupakan warga Madina, tapi beberapa waktu lalu pindah ke Pasaman Barat berikut dengan catatan kependudukannya. Dengan demikian, sesuai administrasi yang bersangkutan dikategorikan sebagai pemain luar daerah.” Ucapnya.
Sebagai Manajer Danger Fc, Samsul menyampaikan, pihaknya langsung menghubungi panitia untuk mengajukan protes atau gugatan karena adanya dugaan pelanggaran administrasi oleh Peta Fc.
“Saya telepon panitia usai pertandingan. Di aturan tidak boleh lebih dari 30 menit usai pertandingan mengajukan protes dan itu diterima panitia. Kami disuruh untuk menyiapkan berkas,” katanya didampingi beberapa pengurus Danger Fc,” tambahnya.
Bukti gugatan Danger FC diterima panitia adalah dengan adanya rapat pada 15 Agustus 2023 di Kopinta, salah satu gerai kopi Mandailing di Panyabungan. Namun, pertemuan itu tidak dihadiri oleh pengurus Peta FC.
“Dalam rapat itu panitia dengan tegas mengaku mengecek data administrasi Parwis dan benar bukan lagi warga Madina, melainkan sudah menjadi warga Ranah Batahan Kabupaten Pasaman,” ucap Samsul.
Sebagai bukti, Samsul mengirim beberapa potongan video kepada wartawan. Dalam video tersebut, Sekretaris Panitia Sulaiman mengaku selama turnamen pihak Peta Fc menyerahkan fotokopi KTP Parwis yang masih lajang. Padahal yang bersangkutan telah menikah.
“Gugatan dari Danger memang sudah jelas. Kita tinggal menunggu KTP identias si Parwis yang terbaru,” kata Sulaiman dalam video itu.
Bahkan panitia telah mengecek keabsahan data kependudukan yang bersangkutan dan didapati sudah tidak berada di Sumatera Utara lagi.
Selain dinilai tuai kontroversi. Turnamen ini juga penuh dengan kecurangan yang diduga dilakukan Sekretaris Panitia pelaksana Turnamen. Karena panitia ditengarai melakukan pertemuan secara khusus dengan pihak Peta Fc.
“Dengan mata kepala saya melihat sekretaris panitia menjumpai manajer Peta Fc di Purba. Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi tidak etis mereka melakukan pertemuan seperti itu di tengah situasi ini,” ujar Ahmad Idris, salah satu anggota Danger Fc.
Idris mengaku melihat sekretaris panitia menjumpai manejer Peta Fc pada hari sabtu tanggal 19 kemarin di salah satu rumah makan yang ada di Saba Purba sebelum SPBU.
“Panitia tersebut datang menjumpai saudara Pendi selaku Manajer sekaligus pemilik club Peta Fc,” kata Idris.
Sementara, Anugrah Imam Samudra mengatakan pihak Danger Fc hari ini (Senin 22/8/) secara resmi sudah melayangkan surat permohonan aksi Demonstrasi ke Polres Madina terkait dugaan kecurangan dalam pelaksanaan Piala Bupati Cup I tersebut.
“Hari ini kita sudah meminta permohonan ke Polres Madina untuk melakukan aksi unjuk rasa pada hari Kamis besok ke Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Madina,” ungkap Imam dalam Konfrensi Pers.
Untuk itu, kata Imam Samudra, seluruh tim dan Official Danger Fc meminta kepada Bupati Madina agar menindak tegas panitia Turnamen karena dinilai sudah tidak netral lagi dalam menjalankan tugasnya sebagai panitia yang dipercayakan Bupati Madina.
“Kami meminta bapak Bupati untuk meninjau ulang kinerja panitia Turnamen ini, karena kami merasa tidak netral lagi, serta adanya dugaan indikasi mafia bola yang sudah merugikan tim kami,” tutup Imam Anugrah.