Madina – Manyota.id | Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Pemkab Madina) telah mencetak sejarah baru yang akan dikenang sebagai momen bersejarah bagi daerah ini. Dalam pengumuman mengejutkan, Pemkab Madina berhasil meraih Alokasi Insentif Fiskal (AIF) sebesar Rp17,17 miliar dari pemerintah pusat.
Keberhasilan ini bukan hanya sekadar angka; ini adalah pengakuan yang kuat terhadap kinerja luar biasa dalam mengatasi dua tantangan krusial yang dihadapi bangsa: pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting.
Wakil Bupati Mandailing Natal, Atika Azmi Utammi Nasution, mengungkapkan kebanggaan dan rasa syukurnya pada Senin (2/9) di Panyabungan. “Pencapaian ini adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi semua pihak. Rp17,17 miliar ini adalah bukti bahwa upaya kita dalam membangun daerah berbuah manis. Ini adalah kemenangan untuk seluruh masyarakat Madina, dan menunjukkan bahwa kita mampu bergerak maju bersama,” ungkap Atika dengan penuh semangat.
Apa yang membuat pencapaian ini semakin istimewa adalah Pemkab Madina berhasil meraih penghargaan dalam tiga kategori kinerja utama yang dinilai oleh pemerintah pusat: penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan stunting, dan percepatan belanja daerah. “Keberhasilan ini bukan hanya kebanggaan bagi kami, tetapi juga menunjukkan dampak nyata yang dirasakan oleh masyarakat. Kami bertekad untuk terus berinovasi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Madina,” tambah Atika, yang mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam pembangunan yang berkelanjutan.
Lebih menonjol, ini adalah kali pertama dalam sejarah Madina mendapatkan Alokasi Insentif Fiskal sebesar ini. “Prestasi ini harus menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus berusaha dan berkontribusi bagi Madina. Kami ingin menjadikan daerah ini sebagai contoh sukses dalam pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Atika dengan keyakinan yang tinggi.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Madina, Yas Adu Zakirin, menjelaskan bahwa penerimaan insentif ini merupakan hasil dari evaluasi menyeluruh oleh pemerintah pusat. “Pemkab Madina berhasil memenuhi tiga dari empat kategori yang dinilai, ini bukan pencapaian yang mudah. Kerja keras, transparansi, dan akuntabilitas menjadi kunci keberhasilan kami,” jelas Yas Ad dengan bangga.
Menanggapi isu yang beredar bahwa Pemkab Madina hampir tidak menerima insentif karena laporan stunting yang tidak lengkap, Yas Ad dengan tegas membantah rumor tersebut. “Sebaliknya, keberhasilan kita dalam menurunkan angka stunting justru menjadi salah satu faktor utama kami meraih insentif ini. Kami berkomitmen untuk terus menanggulangi masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dengan serius,” tegasnya.
Pencapaian ini semakin menonjol ketika dibandingkan dengan beberapa daerah lain yang juga meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK, tetapi tidak semuanya berhasil mendapatkan AIF tahun ini. “Ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan insentif fiskal, daerah harus menunjukkan kinerja yang memberikan dampak nyata pada masyarakat. Madina telah membuktikan bahwa kami mampu melakukannya dengan baik,” pungkas Yas Ad dengan penuh semangat.
Keberhasilan ini tidak hanya menjadi pengakuan di tingkat nasional, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi daerah lain bahwa dengan dedikasi, kerja keras, dan inovasi, tidak ada tantangan yang tidak dapat diatasi. Masa depan Madina kini semakin cerah, dan pencapaian ini hanyalah awal dari berbagai prestasi besar yang akan datang. Mari bersama-sama kita wujudkan Madina yang lebih sejahtera, penuh harapan, dan berprestasi! (RED)