Cianjur – Manyota.id | Batalyon Infanteri Raider 300/Bjw Kodam III/Siliwangi bekerjasama dengan sekolah-sekolah di Cianjur memberikan kepelatihan Bela Negara dan materi kepemimpinan kepada Siswa/i SMP dan MTs SeCianjur.
Hal tersebut yang disampaikan Komandan Batalyon Infanteri Raider 300/Bjw Mayor Inf Afri Swandi Ritonga, S.I.P. dalam release tertulisnya di SMK Al-Madina Cianjur, Jumat (25/03).
Disampaikan Danyonif, cikal bakal penerus pemimpin masa depan adalah anak-anak sekolah di zaman sekarang sehingga pembekalan mengenai kepemimpinan dan bela negara sangat dibutuhkan saat ini dalam menghadapi Perkembangan Digitalisasi dunia saat ini dan masa mendatang.
Di sisi lain salah satu instansi negara yang berkaitan erat dengan kemampuan belanegara dan menerapkan sistem kepemimpinan adalah TNI, maka disinilah TNI hadir untuk memberikan solusi tersebut kepada masyarat disekitar.
Pengetahuan mengenai Belanegara yang dimiliki oleh anak-anak yang sedang berada di bangku sekolah pada masa sekarang sangat dibutuhkan oleh generasi muda.
Sehingga hal ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab moril bagi Yonif Raider 300/Bjw dimana satuan ini bertanggung jawab untuk memberikan pengetahuan mengenai bela negara kepada masyarakat yang berada didaerah binaannya.
Kegiatan yang berlangsung selama satu hari penuh ini dihadiri oleh 60 murid dari 30 sekolah yang ada diwilayah Kabupaten Cianjur.
Dimana rata-rata siswa/i yang mengikuti kegiatan ini merupakan siswa/i kelas VII dan kelas VIII. Selama sehari penuh siswa/i ini di godog dengan materi Bela negara, kepemimpinan, Peraturan baris-berbaris dan outbound.
Kegiatan ini tentunya mendapat tanggapan yang sangat positif dari para guru dan orang tua murid. Bapak Jejen (50 th) yang merupakan salah satu guru PPKN di SMK Al-Madina merasa sangat terbantu dengan adanya program ini.
Dengan hadirnya pihak TNI pada kegiatan ini mampu menjadi solusi dengan membentuk sikap, sopan santun dan rasa cinta tanah air para murid.
Dampak Covid-19 juga merubah metode belajar para murid dimana mereka menjalani sistem belajar mengajar secara Daring sehingga para murid tidak merasakan suasana sekolah yang sebenarnya yang mengakibatkan terkikisnya sikap sopan santun terhadap guru.”Tutur Pak Jejen