Madina -Manyota.id | Muniruddin Ritonga, yang mesra disapa Munir, bukan sekadar sebuah nama. Dia adalah sosok yang tidak hanya mengingatkan kita pada aktivis hak asasi manusia yang terkenal, Munir Said Thalib, tetapi juga seorang pahlawan modern yang memperjuangkan hak-hak anak dan korban tindak kekerasan.
Lahir di Sinonan dalam keluarga yang berjuang ekonominya, Munir tumbuh sebagai anak kesepuluh dari 13 bersaudara. Meskipun masa kecilnya dipenuhi dengan keterbatasan, keinginannya untuk meraih kehidupan yang lebih baik mendorongnya untuk mengejar pendidikan dengan tekun. Setelah menyelesaikan studi di MAN 1 Medan, Munir melanjutkan pendidikannya di IAIN Sumatera Utara, di mana ia aktif di organisasi pergerakan mahasiswa PMII. Di sinilah jiwa aktivis dan kepemimpinannya mulai terasah.
Namun, perjalanan Munir tidak terhenti di dunia akademis. Kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar membawanya masuk ke dunia perlindungan anak dan perempuan. Sejak tahun 2016, Munir memimpin Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumut dan berhasil menangani ribuan kasus kekerasan seksual dan fisik terhadap anak. Menurutnya, upaya penanganan semacam itu membutuhkan landasan hukum yang kuat dan dukungan finansial yang maksimal.
“Bergerak di luar sistem sulit untuk melakukan perubahan. Transformasi harus dimulai dari dalam, baik di tingkat eksekutif maupun legislatif,” ungkap Munir dalam wawancara di Panyabungan.
Saat ini, tingkat kekerasan terhadap anak di Sumatera Utara masih mengkhawatirkan, mencapai 1.344 kasus pada tahun 2023 menurut data Kementerian PPPA. Munir percaya bahwa solusi nyata memerlukan realisasi regulasi yang kuat dan alokasi anggaran yang maksimal.
Muniruddin Ritonga tidak berhenti pada perannya sebagai aktivis. Dengan tekad yang sama, ia kini maju sebagai calon legislatif DPRD Sumut. Keputusannya ini muncul dari dorongan untuk mengatasi tingginya tingkat kekerasan anak di daerahnya.
“Tindakan perubahan harus dimulai dari dalam sistem. Kita membutuhkan aturan yang bersifat komprehensif dan berkelanjutan dari pemerintah pusat hingga desa,” paparnya saat wawancara.
Munir merencanakan langkah-langkah konkret untuk melibatkan masyarakat dalam perlindungan anak, termasuk penyediaan layanan rehabilitasi psikologi anak, pembuatan kurikulum Perlindungan Anak bagi SMA dan perguruan tinggi, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) terkait.
“Advokasi dan edukasi bukanlah hal yang cukup. Kita perlu tindakan nyata dan perhatian serius untuk menciptakan generasi masa depan yang aman,” tegas Muniruddin Ritonga.
Sebagai harapan terbaiknya, Munir mengajak masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Mandailing Natal, dan Kota Padangsidimpuan untuk memberikan dukungan pada pemilihan anggota legislatif pada 14 Februari 2024. Dengan niat baik dan tekad kuat, Munir berharap dapat menjadi suara bagi anak-anak yang membutuhkan perlindungan di tingkat legislatif Sumut.(Red)