Madina -Manyota.id | Desa Simalagi, yang terletak di Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, telah menjadi pusat perhatian setelah pelaksanaan pelatihan pembuatan sepatu kulit di sana.
Camat Hutabargot, Miswar Husin Pulungan, menyatakan keyakinannya bahwa kegiatan pelatihan ini akan menjadi pemicu bagi desa-desa lain di sekitarnya untuk mengadopsi pelatihan berbasis ekonomi kreatif.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Camat Miswar saat melakukan kunjungan ke lokasi pelatihan, “Pelatihan ini akan menjadi pemicu bagi desa-desa lain untuk mengembangkan konsep desa kreatif di Hutabargot,” katanya.Senin (06/11/2023)
Miswar juga menegaskan bahwa pemerintah kecamatan siap memberikan dukungan kepada setiap desa yang ingin mengadakan program serupa. “Selain pelatihan pembuatan sepatu, beberapa desa di kecamatan ini juga telah mengadakan pelatihan pembuatan batik,” tambahnya.
Ia juga memberikan apresiasi atas langkah yang diambil oleh Kepala Desa Simalagi, Muhammad Dahlan Pulungan, karena melalui pelatihan ini masyarakat dapat diberdayakan untuk menciptakan peluang usaha. “Program ini harus berkelanjutan, dan sebaiknya dianggarkan kembali pada tahun depan,” tambahnya.
Setelah melakukan peninjauan terhadap produk sepatu kulit yang dihasilkan oleh Desa Simalagi, Camat Miswar menilai bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan produk sejenis. “Kuncinya sekarang adalah bagaimana memperkuat branding dan manajemen usaha, agar dapat terus berkembang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Simalagi Dahlan mengakui bahwa kendala utama yang dihadapi saat ini adalah masalah pemasaran produk. Ia berharap bahwa hasil kerja masyarakat dapat diterima di pasar, sehingga usaha pembuatan sepatu kulit ini dapat bertahan dan berkembang.
“Kami berharap agar pemerintah dapat mendukung usaha ini dengan menjadi konsumen,” tambahnya.
Dahlan optimistis bahwa pelatihan yang dianggarkan dari dana desa akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya bagi peserta pelatihan. “Hanya dalam waktu seminggu, mereka sudah berhasil menyelesaikan beberapa tahap. Kami berharap mereka segera dapat mempelajari tahap pemasangan sol,” tambahnya.
Dahlan juga menjelaskan bahwa pelatihan saat ini masih difokuskan kepada lima orang karena membutuhkan keseriusan dan anggaran yang tidak sedikit. “Kami berharap setidaknya tiga orang dari mereka dapat mencapai tahap produksi, sehingga tahun depan mereka dapat berbagi pengetahuan kepada yang lain,” tambahnya.
Sebelumnya, kegiatan pembuatan sepatu kulit di Desa Simalagi telah menarik perhatian di Bumi Gordang Sambilan pada tahun 2019 karena merupakan hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun, pelatihan yang telah memasuki tahap produksi pada saat itu terpaksa dihentikan karena adanya pandemi Covid-19. Meskipun demikian, semangat untuk melanjutkan pelatihan ini tetap tinggi di Desa Simalagi.(Red)