Madina – Manyota.id | Pasangan calon Saipullah Nasution-Atika Azmi Utammi Nasution (SAHATA) menjadikan penataan pemberian insentif guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA), guru Magrib mengaji, dan bilal sebagai salah satu prioritas.
Hal itu pun tertuang dalam visi misi paslon SAHATA poin keempat. Misi itu adalah menjaga serta melestarikan nilai agama, budaya, dan kearifan lokal sebagai upaya pelestarian identitas Mandailing Natal (Madina) yang beragama dan berbudaya.
Calon bupati Saipullah Nasution dalam sebuah perbincangan di Lopo Annur Aek Godang, Panyabungan, Selasa (24/09), menyampaikan bahwa guru MDTA, Magrib mengaji, dan bilal mayit merupakan elemen penting dalam masyarakat. Atas hal itu, mantan kakanwil Bea Cukai Jawa Barat menilai kesejahteraan mereka harus diperhatikan dengan baik.
Lebih lanjut, calon bupati Saipullah menyebutkan bahwa perhatian yang baik terhadap guru-guru agama di desa/kelurahan ini akan mendorong perbaikan akhlak, agama, dan moral masyarakat, terutama generasi muda.
ini juga berujar kalau saudara – saudara kita tersebut mendapatkan perhatian dengan baik, tentunnya akan baik pula bagi masyarakat semua.
Saipullah mengungkapkan, pemberian insentif yang diberikan Pemkab Madina selama ini sudah baik. Namun, masih bisa ditingkatkan, terutama dalam penataan. “Penghasilan guru MDTA, guru Magrib mengaji, dan bilal mayit serta tokoh-tokoh keagamaan perlu diperhatikan kesejahteraannya dengan tata kelola insentif yang lebih baik,” jelas ketua IKANAS ini.
Salah satu yang menjadi perhatian Saipullah adalah memastikan pemberian insentif yang tepat waktu dan rutin setiap bulan. “Penyalurannya harus tepat waktu setiap bulan jangan sampai terlambat agar guru-guru agama ini memperoleh kesejahteraan dan kehidupan yang lebih layak,” tutup pria kelahiran Gunungbaringin, Panyabungan Timur ini.
Sebelumnya, pemerintahan Sukhairi-Atika menetapkan pemberian insentif guru MDTA, guru Magrib mengaji, dan bilal mayit melalui Dana Desa (DD). Hal itu dituangkan dalam peraturan bupati.(Red)