Madina – Manyota.id | Kabar membanggakan datang dari Desa Darussalam, Kecamatan Panyabungan! Ahmad Bastomi, Kepala Desa Darussalam, terpilih menjadi satu-satunya wakil Sumatera Utara yang berangkat ke China dalam mengikuti Head Village Benchmarking Program atau sebuah program eksklusif yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Program ini berlangsung dari 18-28 September 2024.
Selama sepuluh hari, Bastomi bersama 13 kepala desa lainnya dari seluruh Indonesia akan terjun langsung melihat kecanggihan sistem pertanian China.
Mereka akan mengunjungi pasar pertanian terbesar di Asia, Xinfadi, serta pusat-pusat teknologi pertanian modern di Huairou dan Chengdu. Tak hanya itu, mereka juga akan menghadiri Festival Panen di Huairou, acara besar yang menunjukkan keunggulan pertanian China yang sudah mendunia!
Bastomi sendiri tak bisa menyembunyikan antusiasmenya. “Ini kesempatan luar biasa! Bukan cuma saya, tapi seluruh desa di Madina akan mendapatkan manfaatnya. Saya akan menyerap sebanyak mungkin ilmu yang bisa saya bawa pulang,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Dalam pernyataannya, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Madina, Irsal Pariadi, SSTP, menyampaikan rasa bangganya. “Ini adalah prestasi besar! Bastomi bukan hanya membawa nama desa, tapi juga membawa nama Madina dan Sumatera Utara di kancah internasional. Kami yakin dia akan belajar banyak hal penting yang bisa diterapkan di sini,” ujar Irsal.
Yang lebih menarik, Pemkab Madina juga siap mendukung penuh perjalanan ini. “Kami menanggung biaya transportasi Bastomi dari Madina hingga ke Jakarta, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap program ini,” tambah Irsal.
Bastomi dijadwalkan bertolak ke Jakarta pada Sabtu (14/9) malam. Dia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bupati Madina, HM Jafar Sukhairi Nasution, dan Kemendes PDTT. “Dukungan dari pemerintah ini sangat berarti. Saya siap membawa inovasi pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Madina,” ujarnya penuh optimisme.
Program benchmarking ini dianggap sangat relevan dengan kondisi Mandailing Natal yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani. “Apa yang akan saya pelajari di China sangat pas dengan kebutuhan desa kita, terutama di bidang teknologi pertanian dan peningkatan hasil panen,” pungkas Bastomi.
Masyarakat Madina pun kini menanti dengan harapan besar, Bastomi pulang membawa segudang ide dan inovasi untuk mendongkrak sektor pertanian di Bumi Gordang Sambilan! (RED)