Madina – Manyota.id | Satu tahun sudah,Usai mengalami kebakaran hebat,Sekolah Dasar Negri (SDN) 378 di Kecamatan Natal hingga kini belum ada sentuhan dari dinas terkait.
Dimana Kebakaran hebat pada 22 Agustus 2022 dini hari lalu itu,telah mengakibatkan 3 ruangan kelas ludes dan sebahagian lagi kena rembesan,sehingga tidak memungkinkan lagi digunakan untuk proses belajar mengajar.
Seperti ungkapan Peri Eka Putra kepada salah satu awak media,Akibat kebakaran tersebut para siswa harus kehilangan tempat belajar, namun kondisi itu tidak membuat para dewan guru patah arang,mereka tetap berusaha menjaga optimisme dan semangat anak didiknya untuk tetap belajar.
Ini ada dokumentasi siswa dan guru belajar sementara di bawah pohon kayu, pohon sawit, halaman sekolah dan teras rumah guru yang ada disekitaran sekolah. Hal ini berlangsung kurang lebih dua Minggu setelah kebakaran, “ujarnya lewat sambungan telepon.Sabtu (9/9/2022)
Kita sangat Prihatin dengan kondisi siswa yang belajar diruang terbuka seperti itu,sehingga pihak desa dan masyarakat bermusyawarah mencarikan solusi hingga memutuskan untuk menggunakan aula desa sebagai ruang belajar sementara.”Lanjut Peri
“Aula desa itupun di buat pembatas triplek agar bisa dibagi menjadi tiga ruangan, di ruangan inilah sekarang siswa belajar, “Tambah alumni SDN 378 ini.
Pembelajaran diruang aula desa itu kini sudah berlangsung 1 tahun lamanya, namun masih belum tampak ada tanda-tanda akan ada pembangunan, anak-anak disekolah ini terpaksa belajar di ruangan seadanya, begitu juga fasilitas didalamnya.
“Dibeberapa sudut ruangan masih dipenuhi berbagai perlengkapan desa, ruangan itupun memiliki dua fungsi sekaligus gudang desa sekaligus sebagai ruang belajar siswa, “jelasnya.
Sementara untuk ruang guru ditempatkan di teras kantor kepala desa, dengan dilengkapi meja dan kursi seadanya, sama halnya juga ruang yang dijadikan kelas siswa tadi, ruang guru pun harus berbagi dengan perangkat desa, sebab masing-masih instansi beraktifitas diwaktu yang sama di ruangan sempit itu.
Ruang belajar sementara itu tentu sangat tidak nyaman untuk tempat belajar, meja dan kursi yang terbatas, ruangan sempit. Ditambah durasi waktu sekolah yang dipersingkat Karena siswa harus dibagi menjadi dua sip karena hanya ada 3 ruangan.
“Jam 08.00 – 10.00 waktu sekolah untuk anak kelas 1-3. Dan 10.00 – 12.00 untuk anak kelas 4 – 6 beginilah proses belajar mengajar di ruangan balai desa, “jelas Feri.
Kondisi ini tentu sangat tidak mendukung untuk terpenuhinya target-target belajar. Maka jika kondisi ini terus berlarut-larut tentu akan menghasilkan alumni yang jauh dari seperti yang diharapkan.
Disisi lain Kepala sekolah Suharno menceritakan kisah ini dengan penuh haru, Ketika ditanya soal laporan dan usulan pembangunan, kepsek menjawab sudah dilakukan pengajuan namun sejauh ini masih belum menghasilkan apa-apa.
“Pengajuan sudah dilakukan namun realisasinya belum ada tanda-tanda sejauh ini, “ujar Suharno.
Hal senada juga disampaikan oleh sejumlah orang tua siswa SDN 378 dan warga setempat, mereka mengharapkan kondisi ini bisa segera diatasi oleh pemerintah daerah agar proses belajar mengajar siswa bisa kembali normal sebagai mana mestinya.
PT RMM yang juga berbatasan langsung dengan desa SKK IV mestinya juga turut andil dalam membantu percepatan perbaikan dan pembangunan sekolah ini kembali, karena perusahaan juga semestinya memiliki fungsi sosial. Hari ini juga terkesan kurang peduli.
Diberitakan sebelumnya, menurut keterangan pihak sekolah kebakaran ini diduga akibat konsleting listrik, bangunan sekolah yang terbuat dari kayu SDN 378 yang dibangun sekitar tahun 1994 sudah mulai lapuk menyebabkan api dengan mudah menghabisinya dan sulit dikendalikan.
Perlu kita ketahui, Pendidikan adalah salah satu amanat pokok konstitusi yang semestinya menjadi prioritas dalam perbaikan dan pembangunan agar siswa-siswi di sana bisa kembali belajar dengan baik. (Red)