Madina – manyota.id | Usai tampil mewakili produk UMKM Mandailing Natal (Madina) pada pagelaran Planogram di Mandalika, kini produk KOPINTA Mandheling Coffee kembali tampil di pameran tingkat nasional.
Produk KOPINTA menjadi salah satu produk yang ditampilkan pada puncak acara Planogram to Business Matching dan Pameran Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada 22-23 April 2022 mendatang.
Business Matching ini sendiri berlangsung sejak 11 April kemarin dengan berbagai pameran barang dan jasa, seperti alat kesehatan, wellnes, K3, alat berat, manufaktur, pertanian, dan ekonomi kreatif.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan business matching belanja produk dalam negeri tahap II merupakan pasar khusus (captive market) yang harus dimanfaatkan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Menkop mengaku sudah berbicara dengan sejumlah pelaku importir yang diharapkan dapat bermitra dengan UKM untuk memproduksi berbagai produk di dalam negeri.
“Kami coba menghadirkan produk unggulan dalam negeri dan yang bisa digunakan untuk substitusi impor,” ungkap Menkop.
Sementara itu pemilik KOPINTA Mandheling Coffee Palit Hanafi Lubis kepada Wartawan mengatakan, keberhasilan produk KOPINTA menembus pameran seperti ini merupakan komitmen dalam mengenalkan produk Madina ke daerah lain maupun luar negeri.
“Kopi Mandailing terus kita agung-agungkan di sini, tapi upaya untuk mencapai pasar nasional dan internasional masih terbatas. Kita ingin berkontribusi untuk itu,” katanya, Rabu (20/4).
Palit menilai pameran seperti ini penting untuk diikuti oleh pelaku UMKM di Madina.
“Ini peluang bagi kita para pelaku UMKM dan ekonomi kreatif agar produk kita dikenal di luar sana,” ujarnya ketika dihubungi di lopo KOPINTA, Pidoli Lombang, Panyabungan.
“Apalagi kita tahu bahwa pemerintah telah mewajibkan 40 persen belanja kementerian, lembaga, pemda, dan BUMN untuk produk koperasi UKM,” lanjutnya.
Palit menilai, pemerintah daerah tidak akan melirik produk daerah yang tidak terbukti kualitasnya.
“Kita juga para pengusaha tidak boleh hanya menunggu bola. Harus jemput bola. Siapkan produk yang bisa bersaing baik secara kualitas maupun standar yang berlaku,” katanya.
Pengusaha muda ini berharap pemerintah terus menjadikan produk lokal sebagai tuan di rumah sendiri.
“UMKM ini tulang punggung ekonomi, pemerintah harus hadir memberikan dukungan konkret bagi pelaku usaha agar produk kita bisa jadi tuan di rumah sendiri,” harapnya.
Untuk diketahui, kopi Mandailing yang telah menjadi primadona sejak prakemerdekaan belum bisa menjadi tuan di rumah sendiri. Justru kopi dari daerah lain masih begitu dominan dikonsumsi oleh masyarakat.
“Sampai hari ini saya yakin masih banyak masyarakat kita yang penikmat kopi belum sekali pun mencicipi Kopi Mandailing,” tutupnya. (Red).