Riau – Manyota.id | Kapolsek Batang Gangsal, Indragiri Hulu, Ipda Nadya Ayu Nurlia kini tengah berduka. Orang yang dicintainya selama ini.
Sosok tersebut adalah Ipda Imam Agus Husein, Kanit I Wanteror Den Gegansa Sat Brimobda Sulawesi Tenggara (Sultra) meninggal dunia saat bertugas mengamankan demo di Kendari Sulawesi Tenggara, Senin (11/4).
Kabar duka tersebut dibagikan Ipda Nadya melalui Instastory di Instagram pribadinya, dilihat pada Selasa (12/4).
Profil Ipda Nadya Ayu Nurlia
Ipda Nadya Ayu Nurlia lahir di Bengkulu pada 16 Maret 1998. Ayahnya merupakan seorang pegawai negeri sipil di kantor Komando Distrik Militer (Kodim) di Bengkulu.
Ipda Nadya pernah menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat nasional perwakilan dari Bengkulu tahun 2014 silam.
Ia kala itu mengibarkan bendera merah putih di Istana Negara pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
“Sebelumnya itu, ketika kelas 1 SMA saya ikut Paskibraka, kebetulan lolos tingkat nasional tahun 2014, jadi dari situ cita-cita itu terbentuk, kalau gak jadi polisi ya TNI, tapi saya lebih tertarik menjadi seorang polisi,” kata Nadya, kepada Suara.com, Rabu (18/8/2021) lalu.
Kemudian, setamat pendidikan SMA Negeri 5 di Bengkulu, Nadya terus giat berlatih meskipun sendirian.
“Lulus SMA itu saya latihan dan ikut tes polisi, latihannya itu sendiri, karena saya bukan keluarga polisi. Mulai dari jasmani dan psikologi. Dan alhamdulillah sekali tes (di Akpol) saya lulus,” ujarnya.
Lulus SMA, Nadya menimba ilmu di Akademi Kepolisian atau Akpol dan lulus dengan menyandang gelar sarjana terapan kepolisian (S.Tr.K) dari Akademi Kepolisian tahun 2020.
Sejak lulus Akpol di Semarang, Nadya ditugaskan pertama kali di Direktorat Samapta Polda Riau sebagai komandan pleton pasukan pengendalian massa (dalmas).
Sejak 16 Agustus 2021, Ipda Nadya Ayu Nurlia menjabat Kapolsek Batang Gansal, Indragiri Hulu.
Jadi Kapolsek di usia muda, Ipda Nadya tentu patut berbangga. Sebab salah satu Kapolsek wanita termuda di Indonesia ini bisa memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dengan konsep Presisi di wilayahnya.
“Jadi Kapolsek itu perasaanya ya campur aduk, seneng, bangga, cuma ada rasa tanggung jawab yang besar, amanah ini saya pegang dan jalankan dengan baik,” katanya.
Diketahui, akun Instagram Ipda Nadya membagikan kabar sedih. Ia menuliskan caption dalam video yang ia unggah. Video tersebut menampilkan rekaman perjalanan di dalam mobil.
Ia menandai nama @imamagushussein yang merupakan Ipda Imam Agus Husein, perwira polisi di Kendari yang gugur saat ikut mengamankan demo mahasiswa.
“Sayang gak sakit lagi. Allah udah gak kasi ujian lagi sama kamu, sayang udah lulus. Jawaban Allah adalah kamu ditempatkan di sisi Allah di tempat terindah. Allah lebih sayang kamu,” tulis Nadya di Instagram @nadyaayunurlia, seperti dilihat media, Selasa (12/4) dini hari.
“U know I love you abang @imamagushussein,” sambung Ipda Nadya di video berikutnya.
Ipda Nadya diketahui beberapa kali membagikan momen bersama Ipda Imam Agus Husein di media sosial TikTok. Dilihat Suara.com, mereka ternyata menjalin hubungan long distance relationship (LDR) alias hubungan jarak jauh.
Berdasarkan TikTok @nayu1603, Ipda Nadya mengunggah video mengisahkan hubungan jarak jauh antara Batang Gansal dan Kendari.
Ipda Imam Agus Husein gugur
Kanit I Wanteror Den Gegansa Sat Brimobda Sulawesi Tenggara, Ipda Imam Agus Husein meninggal dunia usai melakukan pengamanan aksi demonstrasi mahasiswa di depan kantor DPRD Sulawesi Tenggara, Senin (11/4).
Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol Ferry Walintukan menegaskan kalau Ipda Imam meninggal dunia bukan akibat adanya tindakan pada saat demonstrasi, melainkan karena sakit.
“Dia meninggal sakit,” kata Ferry saat dikonfirmasi media
Ferry menjelaskan kalau ia bertugas di dalam mobil barracuda dan sempat melaporkan kalau aksi demonstrasi selesai sekitar pukul 15.30 WIB. Namun setengah jam kemudian, Imam kembali melapor kalau dirinya mengeluhkan sesak napas.
“Dia tidak ada berbenturan langsung dengan massa pendemo, enggak ada. Memang dia bagian dari pengamanan demo, tapi tidak hubungan langsung dengan massa demo,” ujarnya.
Kendati demikian, ia belum menjelaskan terkait penyakit yang dikeluhkan Imam. itu dikarenakan belum ada informasi dari Kabid Dokkes yang menangani perwira korps Brimob tersebut.
“Cuma keluhannya dia sesak napas, tadi setengah 6 beliau meninggal. Jadi tidak ada akibat benturan fisik.”
Ipda Imam Agus Husein akan dimakamkan di kampung halamannya di Sumatra Utara.
Jenazah almarhum yang saat ini disemayamkan di Mako Brimob Polda Sultra bakal diberangkatkan ke kampung halamannya pada pukul 07.30 Wita dari Bandar Udara Haluoleo Kendari.
Dia menyebut, upacara kehormatan pelepasan jenazah alumnus Akpol 2020 ini akan digelar pada Selasa (12/4/2022) pagi sekitar pukul 07.30 Wita di Mako Brimob Polda Sultra.(LAH)