Tapsel Manyota.id | Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar Rp600 ribu yang disalurkan melalui kantor POS Padangsidimpuan diduga agen mandiri meraup keuntungan yang cukup besar.
Karena sembako yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) kualitas barangnya diduga kuat di bawah standard.
Adapun sembako yang diberikan sudah dalam bentuk paket, Barang sembako yang diberikan kepada KPM dengan uang sebesar Rp 600 ribu berupa beras 3 karung, telor 45 biji, kacang tanah 8 ons dan kacang ijo 8 ons.
Salah-seorang warga KPM di Garonggang kepada wartawan, kamis (3/3/2022) mengatakan sembako yang diterima sudah lebih 1 tahun itu-itu saja jenisnya.
Sedangkan Penyaluran tahun 2022 ini memang beda, Walaupun bebas menentukan, tapi KPM tetap disarankan untuk belanja di agen mandiri oleh pendamping BPNT, Tetapi anehnya agen mandiri Elvianora Pulungan memaksa agar belanja di kiosnya.
Dengan nada geram, Kalau kalian tidak belanja ditempat saya, maka kalian akan diberhentikan sebagai penerima sembako”, tuturnya meniru ucapan Elvianora Pulungan.
Hal senada juga diungkapkan KPM daerah lingkungan Sirotcitan mengatakan bahwa mereka dipaksa oleh agen mandiri Sipahutar agar belanja dikiosnya.
Padahal beras yang diberikan agen Sipahutar Somel ada yang berkutu dan harganya mahal. “Sembako yang diterima berkualitas rendah tapi harganya mahal”, ucap salah satu narasumber.
Agen mandiri Sipahutar Somel saat dikonfirmasi di kiosnya (1/3/2022) mengatakan bahwa sembako yang diberikan kepada KPM adalah sembako yang diarahkan Dinas Sosial Tapanuli Selatan dan isunya diduga ada dari Polda.
Warga berharap kepada Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu agar menertibkan para agen mandiri nakal di Kecamatan Angkola Selatan dan mengevaluasi kinerja Kadis Sosial Tapsel, Nurdin Pane, yang diduga lalai dalam tugasnya, bila perlu copot dari jabatannya sebagai Kadis Sosial Tapanuli Selatan, harap para masyarakat.(RSH)