Madina – Manyota.id | Warga Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, bergotong-royong membersihkan jalan menuju desa mereka pada Minggu (30/06). Semak belukar dan rumput liar telah memenuhi badan jalan, membuat akses semakin sulit.
Di tengah kegiatan gotong royong ini, masyarakat menyampaikan permohonan pembangunan jalan kepada Bupati Madina, HM Jafar Sukhairi Nasution, dan Wakil Bupati, Atika Azmi Utammi Nasution. Jalan menuju desa ini telah tidak tersentuh aspal selama 30 tahun terakhir, menjadi keluhan utama warga.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pastap Julu, Pajaruddin Nasution, mengungkapkan pentingnya pembangunan jalan tersebut. “Kami mohon kepada bapak bupati dan ibu wakil bupati untuk memperhatikan jalan ke desa kami ini. Sudah 30 tahun lebih tak tersentuh pembangunan,” ujarnya, Senin (01/07).
Pajar menambahkan, kerusakan jalan ini tidak hanya menghambat transportasi masyarakat yang hendak menjual hasil kebun mereka ke pasar, tetapi juga mengurangi jumlah wisatawan yang berkunjung. “Desa kami termasuk ekowisata. Rata-rata pengunjung hanya datang satu kali karena jalannya rusak berat. Akibatnya, ekowisata ini tidak berjalan maksimal, padahal seharusnya bisa mendongkrak kesejahteraan masyarakat desa,” jelasnya.
Ketua BPD ini juga menyatakan bahwa kurangnya pembangunan jalan membuat mereka menjadi sasaran kritik warga. “Kami dianggap tidak bekerja dan tidak serius meminta kepada pemerintah daerah. Terlebih, hanya ada sekitar 2,5 kilometer lagi yang tak tersentuh aspal,” tambahnya.
Sebagai ketua BPD dan perwakilan masyarakat, Pajar berharap aspirasi ini didengar dan direalisasikan oleh pemerintah. “Kami mohon kepada pak bupati dan ibu wakil bupati untuk memperhatikan jalan ini dengan merealisasikan pembangunannya,” harap Pajar.
Senada dengan itu, Kepala Desa Pastap Julu, Bahagia Lubis, menyatakan bahwa panjang jalan penghubung Desa Pastap ke desanya sekitar 2,5 kilometer. Desa Pastap merupakan titik terakhir pembangunan ruas jalan dalam tiga tahun terakhir.
Bahagia menekankan bahwa permohonan pembangunan jalan ini telah lama menjadi aspirasi masyarakat. “Kami berharap kepada pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, khususnya bapak bupati dan ibu wakil bupati, untuk memperhatikan jalan penghubung Pastap-Pastap Julu,” katanya.
Kepala desa juga mengakui bahwa jalan menuju desanya tidak tersentuh pembangunan selama 30 tahun terakhir. “Ya, sekitar itulah lamanya,” ujarnya.
Bahagia menambahkan bahwa sesuai dengan SK Bupati Mandailing Natal, Desa Pastap Julu termasuk desa wisata sehingga perlu akses jalan yang memadai. “Medan jalan menuju wisata banyak dikeluhkan pengunjung, begitu juga dengan masyarakat desa karena ini merupakan satu-satunya akses menuju desa kami,” ungkapnya.
Kepala desa berharap pembangunan ruas jalan yang tersisa 2,5 kilometer itu menjadi hadiah bagi masyarakatnya menjelang HUT ke-79 Republik Indonesia. “Kami berharap desa kami juga merdeka dari jalan yang rusak,” harapnya.
Untuk diketahui, Desa Pastap Julu merupakan desa terujung dari simpang Muara Mais. Sebelum desa ini, ada tiga desa lain yakni Muara Mais, Padang Sanggar, dan Pastap. Desa ini dikenal dengan keasrian alamnya dan juga menawarkan arung jeram bagi para pengunjung.(Red)